(By Harri YVC AA 031)
Jumat, 15 Mei 2009
LAWATAN YVC JAKARTA
Juni 2008
Foto ini diambil di area parkir Candi Borobudur Magelang
(By Harri YVC AA 031)
Jumat, 21 November 2008
Apa saja Kelebihan & Kelemahan Yamaha Vixion?
*/ Fitur & Teknologi:
Sistem bahan bakarnya sudah injeksi, mampu mengatur suplai campuran gas lebih akurat sehingga dapat menghasilkan tenaga besar, namun irit BBM dan ramah lingkungan. Teknologi ini yang dimaksud Mizuno sebagai generasi baru sport commuter (nantinya semua motor di dunia akan pakai teknologi tersebut).
V-Ixion menganut rangka deltaboks. Tipe casis seperti ini identik sama port bike yang kekuatannya lebih rigid sekitar 200% dibanding model tubular. Sehingga pengaruhi stabilitas saat menikung.
Sistem pendingin radiator dan 4 buah katup di kepala silinder, suspensi monosok.
Komponen relatif sama dengan Yamaha tipe lain. Misal komponen silinder dan kepala silinder mirip MX 135 LC. Komponen pendinginan juga sama dengan MX.
Lampu sein, lampu depan, setang comotan dari Yamaha New RX-King. Lalu kampas rem belakang yang sama dengan RX-King atau Scorpio.
*/ Handling:
Di semua kondisi jalan, baik rata maupun bergelombang ayunan sistem suspensi motor sport berkapasitas murni 149,8 cc ini tergolong nyaman.
Sok depan teleskopik berdiameter 33 mm serta monosoknya mampu meredam guncangan dengan cukup baik, sekalipun dipakai berboncengan. Roda belakang juga tidak terlihat terlalu amblas meski membawa beban lebih.
Tidak ada vibrasi berlebihan pada setang maupun bodi yang dapat membuat tangan kesemutan. Posisi jok rider maupun bonconger terasa pas dan empuk. Sehingga untuk dipakai perjalanan jauh, tak gampang membuat bokong panas atau badan cepat letih.
Ketika dicoba bermanuver pun lari motor tidak tampak ada gejala membuang atau mengayun. Menikung terasa smooth meski berboncengan. Rangka model deltabox serta desain swing arm yang lebih rigid mampu meciptkan stabilitas yang baik saat bermanuver.
Jarak sumbu roda yang tidak terlalu panjang (1.282 mm). Pas untuk kawasan perkotaan yang sarat kemacetan.
*/ Performa:
Akselerasinya lebih terasa di putaran menengah ke atas yakni di atas 6.000 rpm. Sementara di kitiran bawah, tenaganya kurang begitu ‘nendang’. Hal itu bisa dimaklumi mengingat torsi maupun tenaga maksimal dicapai pada putaran yang agak tinggi, yakni 13,1 Nm/7.500 rpm (torsi max) dan 14,9 dk/8.500 rpm (tenaga max).
Meski begitu, untuk dipakai menanjak di kawasan Puncak yang kemiringannya cukup ekstrem, baik sendiri mapun berboncengan gigi 3 V-Ixion masih terpakai.
*/ Konsumsi BBM:
Sistem bahan bakar injeksi mampu menyuplai campuran gas lebih akurat membuat konsumsi bensin jadi lebih irit dan efisien. Berangkat dari Yamaha Flaghship Shop (Cempaka Putih, Jaktim) lewat Depok, Bogor, Puncak, Cianjur, Padalarang dan finish di depan hotel Holiday Inn, Dago, Bandung, indikator bensin yang tadinya full tank hanya bergerak ¼-nya. Total jarak tempuh Jakarta-Bandung 214 km.
Diperkirakan jumlah bahan bakar yang terpakai sekitar 3-4 liter. Artinya, 1 liter Pertamax Plus mampu menempuh 50 km. Padahal jalan pada kondisi peak (hari Sabtu).
Sistem bahan bakarnya sudah injeksi, mampu mengatur suplai campuran gas lebih akurat sehingga dapat menghasilkan tenaga besar, namun irit BBM dan ramah lingkungan. Teknologi ini yang dimaksud Mizuno sebagai generasi baru sport commuter (nantinya semua motor di dunia akan pakai teknologi tersebut).
V-Ixion menganut rangka deltaboks. Tipe casis seperti ini identik sama port bike yang kekuatannya lebih rigid sekitar 200% dibanding model tubular. Sehingga pengaruhi stabilitas saat menikung.
Sistem pendingin radiator dan 4 buah katup di kepala silinder, suspensi monosok.
Komponen relatif sama dengan Yamaha tipe lain. Misal komponen silinder dan kepala silinder mirip MX 135 LC. Komponen pendinginan juga sama dengan MX.
Lampu sein, lampu depan, setang comotan dari Yamaha New RX-King. Lalu kampas rem belakang yang sama dengan RX-King atau Scorpio.
*/ Handling:
Di semua kondisi jalan, baik rata maupun bergelombang ayunan sistem suspensi motor sport berkapasitas murni 149,8 cc ini tergolong nyaman.
Sok depan teleskopik berdiameter 33 mm serta monosoknya mampu meredam guncangan dengan cukup baik, sekalipun dipakai berboncengan. Roda belakang juga tidak terlihat terlalu amblas meski membawa beban lebih.
Tidak ada vibrasi berlebihan pada setang maupun bodi yang dapat membuat tangan kesemutan. Posisi jok rider maupun bonconger terasa pas dan empuk. Sehingga untuk dipakai perjalanan jauh, tak gampang membuat bokong panas atau badan cepat letih.
Ketika dicoba bermanuver pun lari motor tidak tampak ada gejala membuang atau mengayun. Menikung terasa smooth meski berboncengan. Rangka model deltabox serta desain swing arm yang lebih rigid mampu meciptkan stabilitas yang baik saat bermanuver.
Jarak sumbu roda yang tidak terlalu panjang (1.282 mm). Pas untuk kawasan perkotaan yang sarat kemacetan.
*/ Performa:
Akselerasinya lebih terasa di putaran menengah ke atas yakni di atas 6.000 rpm. Sementara di kitiran bawah, tenaganya kurang begitu ‘nendang’. Hal itu bisa dimaklumi mengingat torsi maupun tenaga maksimal dicapai pada putaran yang agak tinggi, yakni 13,1 Nm/7.500 rpm (torsi max) dan 14,9 dk/8.500 rpm (tenaga max).
Meski begitu, untuk dipakai menanjak di kawasan Puncak yang kemiringannya cukup ekstrem, baik sendiri mapun berboncengan gigi 3 V-Ixion masih terpakai.
*/ Konsumsi BBM:
Sistem bahan bakar injeksi mampu menyuplai campuran gas lebih akurat membuat konsumsi bensin jadi lebih irit dan efisien. Berangkat dari Yamaha Flaghship Shop (Cempaka Putih, Jaktim) lewat Depok, Bogor, Puncak, Cianjur, Padalarang dan finish di depan hotel Holiday Inn, Dago, Bandung, indikator bensin yang tadinya full tank hanya bergerak ¼-nya. Total jarak tempuh Jakarta-Bandung 214 km.
Diperkirakan jumlah bahan bakar yang terpakai sekitar 3-4 liter. Artinya, 1 liter Pertamax Plus mampu menempuh 50 km. Padahal jalan pada kondisi peak (hari Sabtu).
Langganan:
Postingan (Atom)